BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dari
pandangan Pembeli , yang dinamakan pasar adalah kumpulan perusahaan yang produk
tertentunya dapat dibeli. Dari pandangan penjual yang dinamakan pasar adalah
kumpulan pembeli yang menjadi sasaran penjualan produk tertentu. [1]
Satu kelompok perusahaan yang
memproduksi produk tertentu atau sekelompok produk yang saling berkaitan di sebut industri. Perhatikan bahwa
kurva permintaan pasar untuk produk tertentu adalah kurva permintaan yang di
hadapi oleh sebuah industri yang
menghasilkan produk tersebut. [2]
Jika para manajer suatu perusahaan memutuskan untuk membuat produk dan
menjualnya mereka perlu mengetahui berapa jumlah produk yang dapat dijualnya
pada berbagai tingkat harga yang di kenakan pada produknya. Dengan demikian
mereka tidak begitu banyak berkepentingan dengan kurva permintaan pasar atas produk industri mereka
seperti kepentingan mereka dengan kurva permintaan perusahaan sendiri atas
produk tersebut. Dua abad yang lalu , Adam Smith menyatakan bahwa, melalui
kerja dari tangan yang tak terlihat , mereka mengejar kepentingan sendiri dalam
ekonomi yang kompetitif akan mengembangkan kepnetingan publik dengan cara yang
efektif. Konsep ini bahwa kekacauan dan kekasaran dari persaingan pasar
merupakan dorongan yang kuat untuk menaikkan hasil produksi dan standar hidup
merupakan salah satu gagasan yang paling kuat dalam sejarah. [3]
“
di bawah kondisi yang terbatas termasuk
persaingan sempurna , ekonomi pasar akan menunjukkan efesiensi alokatif. Dalam
sistem semacam ini , ekonomi sebagai satu kesatuan bersifat efisien , dan tidak
seorang pun dapat menjadi lebih baik tanpa membuat orang lain menjadi buruk” [4]
Kita
telah melihat bersama bahwa para pakar ekonomi merumuskan struktur pasar untuk
menetukan berbagai karakteristik yang akan berpengaruh pada perilaku dan hasil
kerja perusahaan yang menjual di pasar tersebut. karakteristik ini menetukan ,
antara lain , hubungan antara kurva permintaan pasar dari produk industri dan
kuva permintaan yang dihadapi oleh setiap perusahaan dalam industri tersebut.
Jumlah
pennjualan dan hakikat produk merupakan aspek yang penting dalam struktur
pasar. Ada juga ciri lainnya yang mudah masuk ke industri ciri dan jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan, serta kemampuan perusahaan mempengaruhi
permintaan dengan cara advertasi.[5]
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Karakteristik
pasar persaingan sempurna??
2. Permintaan
dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna ?
3. Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Pendek ?
4. Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Panjang?
5. Penawaran
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna?
6. Kekuatan
dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna?
C. TUJUAN
1. Memahami
Karakteristik pasar persaingan sempurna??
2. Memahami
Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna ?
3. Memahami
Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek ?
4. Memahami
Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang?
5. Memahami
Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna?
6. Memahami
dan mengetahui Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan
Sempurna?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pasar
persaingan sempurna
Yang di maksud pasar
persaingan sempurna di dalam teori ekonomi mikro pada umumnya adalah suatu pasar
yang ditandai oleh tidak adanya sama sekali persaingan yang bersifat pribadi
(rivalry) di antara perusahaan-perusahaan individu yang ada di dalamnya. Jadi
dengan demikian pengertian persaingan sempurna di dalam teori ekonomi berbeda
dengan pengertian di dalam bahasa sehari-hari. Di dalam pengertian bahasa
sehari-hari persaingan berarti persaingan antar pribadi(rivalry), sedang dalam
teori ekonomi persaingan berarti tidak adanya persaingan langsung antar pribadi
(perfectcompetition).[6]
Persaingan
sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal , karena di anggap sistem
pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Dalam
analisis ekonomi sering dimisalkan bahwa
perekonomian merupakan persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya
tidaklah mudah untuk menetukan jenis industri yang struktur organisasinya
digolongkan kepada persaingan sempurna murni, yaitu yang ciri-cirinya
sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori. Yang ada adalah yang mendekati
ciri-cirinya, yaitu struktur pasar dari berbagai kegiatan di sektor pertanian.
Namun
demikian, walaupun pasar persaingan
sempurna yang murni tidak terwujud di dalam praktek, adalah sangat penting
untuk mempelajari tentang corak kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna.
Pengetahuan mengenai keadan persaingan sempurna dapat dijadikan landasan di
dalam membuat perbandingan dengan ketiga jenis struktur pasar lainnya.
Disamping itu analisis ke atas persaingan sempurna adalah suatu permulaan yang
baik dalam mempelajari cara-cara perusahaan menentukan harga dan produksi di
dalam usaha mereka untuk mencari keuntungan yang maksimum.[7]
B. Karakteristik
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan
sempurna didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri di mana terdapat
banyak penjual dan pembeli , dan setiap penjual pun membeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan pasar.[8]
Karakteristik selngkapnya dari pasar persaingan sempurna adalah :
1. Perusahaan
Adalah Pengambil Harga
Pengambil harga atau
price taker berarti suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat
menetukan atau mengubah harga pasar. Apapun tindakan perusahaan dalam pasar ,
ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga
barang di pasar di tentukan oleh interaksi di antar keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli . seorang produsen
adalah terlalu kecil peranannya di dalam pasar sehingga tidak dapat
mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi di pasar. Peranannya yang
sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang di ciptakan
seorang produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang
yang dihasilkan akan diperjualbelikan. [9]
2. Setiap
Perusahaan Mudah Ke Luar atau Masuk
Sekiranya perusahaan
mengalami kerugian,dan ingin meninggalkan industri tersebut , langkah ini dapat
dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan
kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan
kegiatan yang diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat
hambatan-hambatan , baik secara legal atau dalam bentuk lain secara keuangan
atau kemampuan teknologi , misalnya kepada perusahaan-perusahaan untuk memasuki
atau meninggalkan bidang usaha tersebut.[10]
3. Menghasilkan
Barang Serupa (Homogin)
Barang yang bersifat
homogin artinya persis sama antara yang satu dengan yang lain baik tehnis
maupun non tehnis. Antara barang yang satu dengan yang lain dapat menggantikan
secara sempurna di dalam penggunaannya.[11]
Barang yang di hasilkan
berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan
sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara barang
yang dihasilkan suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Barang seperti
itu dinamakan dengan istilah barang identical
atau homogenous. Karena
barang-barang tersebut adalah sangat serupa sehingga pembeli tidak dapat
membedakan yang mana yang dihasilkan
produsen A atau B atau podusen lainya. Barang yang dihasilkan seorang produsen
merupakan pengganti sempurna kepada barang yang dihasilkan produsen-produsen
lain. Sebagai akibat dari sifat ini , tidak ada gunanya kepada
perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan
bukan harga atau nonprice competition yaitu persaingan
dengan misalnya melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara ini tidak
efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barang-barang
yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya
sama sekali.
4. Terdapat
Banyak Perusahaan di Pasar
Sifat inilah yang
menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga. Sifat
ini meliputi dua aspek , yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan
masing-masing perusahaan adalah relatif kecil kalau dibandingkan dengan
keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibat nya produksi
setiap perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah
produksi dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan
perusahaan , seperti menaikkan atau menurunkan harga dan menaikkan atau
menurunkan produksi, sedikit pun ia tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam
pasar/industri tersebut.
5. Pembeli
Mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar
Dalam pasar persaingan
sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak. Namun
demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai
pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan pasar di pasar , yaitu mereka
mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga
tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga
yang lebih tingi dari yang berlaku di pasar
C. Permintaan
Dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Di dalam menganalisis
usaha suatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan , dua hal harus
diperhatikan.
-
Biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan
-
Hasil penjualan dari barang yang
dihasilkan perusahaan itu
Ciri pertama dari pasar
persaingan sempurna setiap perusahaan adalah pengambil harga , yaitu suatu
perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga. Interaksi seluruh
produsen dan seluruh pembeli di pasar yang akan menetukan harga pasar , dan
seorang produsen hanya “menerima” saja harga yang sudah ditentukan tersebut. [12]
Inti nya Perusahaan adalah sebagai pengambil harga, yaitu
sebuah perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga.. Hal ini
menunjukkan seberapa banyak pun barang yang diproduksikan dan dijual oleh
produsen, ia tidak dapat mengubah harga yang telah ditentukan pasar, karena
jumlah yang diproduksikan hanya sebagian kecil saja dari jumlah yang
diperjualbelikan di pasar.
|
|
permintaan yang di hadapi perusahaan dan pasar
|
|
|
|
P
|
|||||
|
|||||
|
Q
|
|
Gambar di atas
(ii) menunjukkan permintaan dan penawaran ke atas barang yang dihasilkan
perusahaan perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Dapat dilihat
bahwa harga pasar tercapai adalah Rp.3000, dan jumlah barang yang
diperjualbelikan adalah 200000 unit. Dalam kurva (i) ditunjukkan permintaan
yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam industri tersebut. Kurva permintaan
yang di hadapi oleh suatu perusahaan dalam industri tersebut. Kurva permintaan
dd adalah berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu datar , dan tingkat
harga di capai adalah Rp.3000. Kurva dd adalah bersifat elastis sempurna karena
dua alasan. Yang pertama , hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa
dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri itu, dengan demikian apabila perusahaan tersebut menaikkan harga
hasil produksinya ,tidak satupun dari hasil produksinya yang akan terjual. Para
konsumen akan membeli dari perusahaan lain. Alasan kedua , oleh karena produksi
perusahaan tersebut adalah sebagian kecil saja dari yang diperjualbelikan di
pasar,perusahaan tersebut dapat menjual seluruh produksinya pada harga
Rp.3000,. Sumbu datar dari gambar (i) menunjukkan bahwa produksi perusahaan itu
adalah jauh lebih kecil dari jumlah barng yang diperjualbelikan di pasar.
Karena perusahaan itu dapat menjual semua hasil produksinya , tidak ada alasan
kepada perusahaan untuk menurunkan harga barangnya.[13]
HASIL PENJUALAN MARJINAL, RATA-RATA DAN TOTAL
·
Hasil Penjualan
Rata-rata(AR)
Kurva permintaan pada dasarnya digambarkan dengan tujuan untuk menjelaskan
tentang jumlah permintaan terhadap suatu barang pada berbagai tingkat harga. Di
samping itu, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan ia menunjukkan pula
hasil penjualan rata-rata yang diterima produsen pada berbagai tingkat
produksinya.[14]
·
Hasil Penjualan
Marginal(MR)
Satu konsep mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuh diketahui dalam
analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian
hasil penjumlahan marginal(MRàMarginal Revenue), yaitu tambahan hasil
penjualan yang diperoleh perusahaan perusahaan dari menjual satu unit lagi
barang yang diproduksinya. Dalam pasar persaingan sempurana berlaku kaedaan
berikut harga = hasil penjualan rata-rata = hasil penjualan marginal.
·
Hasil Penjualan Total
Seluruh
jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang yang
diproduksinya dinamakan hasil penjualan total(TRàTotal Revenue). Telah diterangkan
bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun
banyaknyan jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva
penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik 0. [15]
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D. Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Dalam
jangka pendek , output yang dihasilkan produsen dapat ditambah atau dikurangi dengan jalan menambah atau
mengurangi jumlah input variable yang digunakan. Dalam jangka pendek perusahaan
hanya dapat menyesuaikan jumlah outputnya
dengan suasana yang terjadi di pasar ; sejauh tingkat output yang
mungkin dapat dihasilkan dengan peralatan kapital (input tetap) yang ada .
perusahaan yang rasional akan menyesuaikan jumlah sampai ketingkat output yang
menghasilkan keuntungan maksimum (kerugian minimum).[16]
Penetuan
titik keseimbangan produsen pada dasarnya ada dua cara , yaitu melalui
pendekatan penerimaan total pengeluaran total perusahaan dan pendekatan
penerimaan batas pengeluaran batas perusahaan.[17]
a.
Penentuan titik keseimbangan produsen
jangka pendek pendekatan penerimaan total-pengeluaran total perusahaan.
Keuntungan
/kerugian (sering diberi simbol dengan selisih antara penerimaan total yang
diproleh produsen dari penjualan output dan pengeluaran total yang dikeluarkan
produsen untuk menghasilkan output tersebut. keuntungan maksimum atau kerugian
minimum akan terjadi pada tingkat output dimana selisih antara penerimaan dan
pengeluaran produsen mencapai maksimal (atau selisih antara pengeluaran dan
penerimaan produsen mencapai minimal).
b.
Penentuan titik keseimbangan produsen
jangka pendek pendekatan penerimaan batas-pengeluaran batas.
Yang
di maksud dengan penerimaan batas produsen
(marginal
revenue) adalah perubahan penerimaan total produsen yang diakibatkan oleh
perubahan 1 satuan output penjualan. Penerimaan batas produsen pada setiap
tingkat penjualan dapat ditentukan dengan jalan membagi perubahan penerimaan
total produsen dan perubahan output yang terjual. Secara grafis penerimaan
batas pada setiap tingkat output ditunjukan oleh lereng (slope)dari kurva
penerimaan total. Apabila kurva permintaan berbentuk linier dan berlereng
negatif , maka agar produsen dapat menjual 1 satuan output lebih banyak ia
harus menurunkan harga
MR=Pn+1-(Pn-Pn+1)Qn
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|||||||||
|
||||||||||
|
|
|||||||||
Penjelasan diagram 8.3 dan 8.4 : • Diagram
8.3 menunjukkan bahwa kondisi MR = MC (titik E) tercapai pada saat output
sejumlah Q*. • Perusahaan memproduksi
pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau dalam kondisi
buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
• Karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga, dari setiap unit output
perusahaan memperoleh laba sebesar BE per unit.
• Jika output lebih kecil dari Q*, misalnya Q1, penerimaan marjinal (MR
= P) lebih besar dari biaya marjinal (MC), sehingga lebih menguntungkan bagi
penamhaan menambah output. • Bila output lebih besar dari Q*, MC sudah lebih
dari MR. Penambahan output akan mengurangi laba. Karena itu laba maksimum
tercapai hanya bila MR = MC, pada saat jumlah output adalah Q*.
Materi 8. Pasar Persaingan Sempurna 4
• Karena biaya rata-rata (AC) lebih kecil
dari harga (P), untuk setiap unit output yang terjual diperoleh laba sebesar
BE. Laba total yang diperoleh sama dengan Q* dikali BE atau sama dengan luas
bidang APEB. Laba ini disebut laba super normal (super normal profit). •
Diagram 8.3 hanya menjelaskan satu kemungkinan, yaitu laba maksimum. • Masih
ada dua kemungkinan yang dialami perusahaan, yaitu impas dan rugi. • Kondisi impas terjadi bila biaya rata-rata
sama dengan harga, di mana laba per unit sama dengan nol, seperti digambarkan
dalam Diagram 8.4. Keadaan seperti ini dinamakan sebagai laba normal (normal
profit).
Kondisi impas terjadi bila biaya rata-rata
sama dengan harga, di mana laba per unit sama dengan nol, seperti digambarkan
dalam Diagram 8.4. Keadaan seperti ini dinamakan sebagai laba normal (normal
profit).
Diagram 8.5 menunjukkan bahwa pada saat MR — MC perusahaan mengalami
kerugian sebesar BE per unit. • Sehingga
kerugian total adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum
(minimum loss). Bila perusahaan memproduksi kurang dari Q* (misal Q1), kerugian
per unit menjadi lebih besar (CD > BE).
• halnya kerugian total, yang secara grafis terlihat dari luas PKDC >
luas PAEB. Bila output lebih besar dari Q*, kerugian per unit bisa menjadi
lebih kecil (bila memproduksi Q2 atau lebih besar (bila memproduksi Q3), tetapi
kerugian total lebih besar dibanding jika memproduksi sebanyak Q*
E. Keseimbangan Jangka Panjang
a. Keseimbangan jangka panjang. Bagi perusahaan.
Sebuah perusahaan dikatakan berada dalam
keseimbangan jangka panjang apabila perusahaan tertentu telah menyesuaikan
skala perusahaan yang kan ia gunakan dengan skala perusahaan dimana ongkos
produksi rata-rata jangka panjang berada pada titik minimum.[18]
Dan ia bersinggungan dengan kurva permintaan
yang terjadi dipasar .dalam priode jangka panjang ,produsen hanya dimungkinkan
untuk menerima sekedar keuntungan normal (normal profit). Keseimbangan jangka
panjang Jika modal dan semua input yang lain berubah-ubah dan ada kebebasan
bagi perusahaan-perusahaan untuk keluar dari dan masuk ke industri yang
bersangkutan.[19]
Diagram 8.6.a menunjukkan keseimbangan
industri jangka panjang terjadi di titik E0 di mana tingkat harga P0 dan jumlah
output Q0; • Pada saat itu keseimbangan perusahaan digambarkan pada Diagram
8.6.b (perhatikan kurva SMC, LMC, SAC dan LAC berpotongan di satu titik, yaitu
titik E) dengan output Q*;
Materi 8. Pasar Persaingan Sempurna 6
• Jika ada perusahaan yang masuk, akan
terjadi penambahan penawaran. Diagram 8.6.a menunjukkan kurva penawaran
bergeser ke kanan (S0 ke S1); • Keseimbangan baru terjadi di titik E1, di mana
harga keseimbangan P1 dan output sebanyak Q1. Sebelum ada perusahaan yang
masuk, pada tingkat harga P1 jumlah output yang ditawarkan hanya Q2; • Selisih
Q1 - Q2 adalah akibat penambahan kapasitas produksi yang berasal dari perusahaan
yang masuk; • Tetapi pada tingkat harga P1 ada perusahaan-perusahaan yang tidak
dapat bertahan, karena harga jual lebih kecil dari biaya produksi per unit (P1
< AC); • Lagi pula jika output ditambah, kerugian bertambah besar (jarak SMC
- P1 makin besar); • Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran tingkat
industri berkurang, misalnya sampai ke kurva S2 (Diagram 8.6.a) yang menaikkan
harga menjadi P2. Bagi perusahaan secara individu, keadaan ini sangat
menguntungkan, karena perusahaan memperoleh laba super normal (P2 > AC). Hal
ini akan menarik perusahaan-perusahaan lain untuk masuk ke dalam industri; •
Gerakan masuk-keluar akan berhenti bila keseimbangan kembali ke titik E,
sehingga perusahaan dalam industri hanya menikmati laba normal. Hal ini dikarenakan
adanya asumsi free entry and exit;
F. Penawaran
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Walaupun perusahaan secara individual
tidak punya kendali atas harga pasar persaingan sempurna , namun harga pasar
untuk suatu industri yang kompetitif di tentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan. Kurva permintaan industri secara total adalah suatu penjumlahan
kuantitas-hilangproduk yang akan dibelipara pembelisecara individual pada
masing-masing tingkat harga, sedangkan kurva penawaran industri adalah
penjumlahan kuantitas-kuantitas produk yang akan dijual perusahaan-perusahaan secara
individual pada tingkat harga yang berbeda-beda.[20]
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan perkaitan antara harga
sesuatu barng tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan.kurva MC
perusahaan tersebut mempunya sifat yang sama dengan kurva penawaran, yaitu ia
menggambarkan bagaiman perubahan harga kan mempengaruhi produksi (barang yang
ditawarkan ) perusahaan tersebut.
|
S
Diagram 8.7.a menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak mau
berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya
variabel per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC); • Jika harga
naik ke P1, agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR= MC
atau MR = P, sehingga jumlah output adalah Q1; • Jika harga jual terus
meningkat, misalnya ke P2, P3 dan P4, maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3
dan Q4 agar mencapai laba maksimum; • Kurva
MC menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah output yang
diproduksi (ditawarkan); • Dengan demikian dalam pasar persaingan sempurna
kurva MC setelah melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga
kurva penawaran perusahaan jangka pendek (Diagram 8.7b); • Dapat disimpulkan
bahwa dalam pasar persaingan sempurna, meskipun perusahaan menderita rugi,
selama P masih di atas AVC, sebaiknya perusahaan tetap berproduksi karena
kerugian yang diderita masih lebih kecil dari FC yang harus dikeluarkan apabila
perusahaan tidak berproduksi; • Kalau
berproduksi, berarti sebagian dari FC masih dapat tertutup. Namun, bila P di
bawah AVC, maka sebaiknya perusahaan tidak berproduksi, karena kalau tetap
berproduksi kerugian lebih besar dari FC.
G. Kekuatan
dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
Keadaan
pasar yang bersifat persaingan sempurna banyak digunakan sebagai pemisalan di
dalam analisis ekonomi. Kebanyakan analisis ekonomi menganggap bahwa persaingan
sempurna adalah struktur pasar yang lebih idealdari jenis-jeis pasar lainnya.
Ini disebabkan pleh beberapa kebaikan dari pasar persaingan sempurna. Namun
demikian ia juga mempunyai bebrapa keburukan. Sebagai penutup kepada uraian
mengenai pasar persaingan sempurna , dalam bagian ini akan diperhatikankebaikan
dan keburukan pasar tersebut.
-
Persaingan sempurna memaksimumkan
efesiensi
Sebelum
menerangkan kebaikan pasar persaingan sempurna ditinjau dari sudut efisiensi ,
terlebih dahulu akan di terangkan dua konsep efisiensi : efesiensi produktif
dan efisiensi alokatif. Seterusnya melalui kedua konsep efisiensi ini , akan
diterangkan kebaikan pasar persaingan sempurna kalau dibandingkan dengan bentuk
pasar lainnya.
Efesiensi produktif
untuk mencapai efesiensi produktif harus dipenuhi dua syarat yang pertama, untuk
setiap tingkat produksi ,biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum.untuk
menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak gabungan faktor-faktor
produksi dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah gabungan yang
mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat iniharus dipenuhi pada setiap
produksi . syarat yang kedua, industri secara keselurhan harus memproduksi
barang pada biaya rata-rata yang paling rendah
Efesiensi Alokatif
Untuk melihat apakah efisiensi alokatif di
capai atau tidak , perlulah dilihat apakah alokasi sumber-sumber daya ke
berbagai kegiatan ekonomi/produksi telah mencapai tingkat yang maksimum atau
belum. Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila di
penuhi syarat berikut
-
Harga setiap barang yang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi
barang tersebut. berarti untuk setiap kegiatan ekonomi , produksi harus terus
dilakukan sehinga tercapai keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini
produksi berbagai macambarang dalam perekonomian akan memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat .
Menurut Sadono sukirno
dalam buku nya yang berjudul “Mikroekonomi Teori Pengantar “ Pasar Persaingan
sempurna memiliki kebaikan dan keburukan sebagai berikut
Kebaikan
:
1.
Memaksimumkan efesiensi
2.
Tingkat kebebasan bertindak dan memilih
tinggi
3.
Menciptakan distribusi pendapatanyang
lebih baik
Kelemahan
:
1.
Tidak menggalakkan inovasi
2.
Adakalanya menimbulkan biaya sosial
3.
Pilihan konsumen terbatas
4.
Adakalanya biaya produksi lebih tinggi
5.
Adakalnya distribusi pendapatan tidak
seimbang[21]
Adapun
menurut sumber lain kelebihan dan
kelemahan pasar persaingan sempurna sebagai berikut :
Kelebihan:
- Pada pasar persaingan sempurna
tidak ada yang tersaingi
- Pada pasar persaingan smepurna
penjual tidak memerluka iklan
- Harga tidak ditentukan oleh
satu penjual atau satu pembeli. Harga ditentukan oleh transaksi tawar
menawar antara penjual pembeli
- Pembeli dan penjual bertidnak
bebas
Kelemahan:
- Tidak ada dana untuk melakukan
penelitian atau pengembangan produk.
- Terbatasnya kebebasan memilih
bagi pembeli.
- Pekerja menerima upah atau
gaji rendah.
- Distributi pendapatan yang
tidak merata atau tidak seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,Sadono.2016.Mikroekonomi Teori Pengantar.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Sudarman, Ari.1987.Teori Ekonomi Mikro Jilid 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Arsyad, Lincollin.2008.Ekonomi Maanajerial edisi 4.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Lipsey, Richard G , dkk,. 1994. Pengantar Mikroekonomi. Jakarta :
Binarupa Aksara
Nordhaus, Samuelson. 2003. Ilmu Mikroekonomi. Jakarta : PT. Media Global Edukasi
[1] Richard
G Lipsey, dkk., Pengantar Mikroekonomi, (Jakarta:Binarupa
Aksara, 1994) Hal.4
[2] ibid
[3]
Samuelson Nordhaus, Ilmu Mikroekonomi, (Jakarta:
PT.Media Global Edukasi, 2003) Hal.336
[4]
Ibid.hal.336
[5] Richard
G.Lipsey, Loc .cit Hal.4
[6] Ari
Sudarman, Teori Ekonomi Mikro Jilid 2,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,1987),Hal.2
[7] Sadono
Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada,2016),Hal.231
[8] Sadono
Sukirno,Ibid, Hal.232
[9]
Ibid,hal.232
[10] Ibid.
[11] Ari
Sudarman, op.cit hal. 3
[12] Sadono
Sukirno, op.cit Hal.233
[13] Ibid
hal.234
[14] Ibid
[15] Ibid,
hal.236
[16] Ari
Sudarman,op.cit Hal.5
[17] ibid
[18] Ibid
hal.30
[19] Samuel
nordhaus,Loc.cit Hal.175
[20]
Lincolin Arsyad, ekonomi manajerial,(yogyakarta:BPFE-Yogyakarta,2008),
hal.342
[21] Sadono
Sukirno, op.cit. Hal 262
No comments:
Post a Comment